Harta dan ilmu, merupakan dua hal yang sangat dekat dan kental dengan
kehidupan manusia. Manusia tidak mungkin
akan bisa hidup tanpa adanya harta. Dengan harta, manusia tentu akan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun disisi lain, manusia juga tidak bisa lepas
dari ilmu. Dengan ilmu, manusia tentu akan dapat memenuhi kebutuhan rohaninya,
sehingga manusia itu dapat berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya.
"Katakanlah: "Apakah sama antara orang-orang yang
mengetahui - yakni berilmu - dan orang-orang yang tidak mengetahui - yakni
tidak berilmu." (QS : az-Zumar:
9)
"Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (QS: al-Mujadalah: 11)
"Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (QS: al-Mujadalah: 11)
Dari Ibnu Mas'ud ra., berkata:
"Rasulullah saw., bersabda:
"Tiada
kehasudan yang dibolehkan melainkan dalam dua perkara, yaitu: seseorang yang
dikaruniai oleh Allah akan harta kekayaan, kemudian ia mempergunakan untuk
membela apa-apa yang hak - kebenaran , dan orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan
oleh Allah, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu dengan hikmat-
serta mengajarkan ilmunya itu kepada orang lain." (HR: Bukhari-Muslim)
Dari Abu Musa ra., katanya:
"Nabi saw., bersabda:
"Perumpamaan dari petunjuk
dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang
mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima
air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang yang banyak sekali,
menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah lalu
memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum
daripadanya, dapat menyiram dan bercucuk tanam. Ada pula hujan itu mengenai
bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin.
Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat
menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai
dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat
pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya
- mempelajarinya, kemudian mengajarkannya - yang ini diumpamakan bumi yang
dapat menerima air atau dapat menahan air, dan itu puIalah contohnya orang yang
tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia
enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan - ini
contohnya bumi yang rata serta licin." (HR: Buchari-Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., berkata:
"Rasulullah saw., bersabda:
"Apabila
seorang anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalannya kecuali tiga macam perkara, yaitu : sedekah jariah ,
ilmu yang dapat diambil manfaatnya dan anak yang shalih yang selalu mendoakan untuknya." (HR: Muslim)
Dari Abuddarda' ra., berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw.,
bersabda:
"Barangsiapa
menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan di situ, maka Allah
akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju syurga, dan sesungguhnya para
malaikat itu niscayalah meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
itu, karena ridha sekali dengan apa yang dilakukan oleh orang itu. Sesungguhnya
orang alim itu niscayalah dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni
di langit dan penghuni-penghuni di bumi, sampaipun ikan-ikan yu yang ada di
dalam air. Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti
keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama
adalah pewarisnya para Nabi, se-sungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar
ataupun dirham, hanyasanya mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat
mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak
sekali." (HR: Abu Dawud dan Termidzi)
Di bawah ini adalah
paparan beberapa catatan sebagai dasar filosofi yang saya kutip dari beberapa sumber
untuk kita ketahui bersama, sebagai berikut:
Ilmu
pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah
warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih
mulia dari pada harta kekayaan.
Ilmu dapat menjaga
dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknyalah yang harus menjaga dan
memeliharanya. Ilmu Juga tidak
akan dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap. Seseorang semakin banyak harta yang dimilikinya, maka akan semakin sibuk berusaha
untuk menjaganya dari incaran orang-orang yang ingin merampas harta tersebut. Sedangkan ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, maka akan semakin
terjaga pula orang tersebut dari hal-hal yang bisa membahayakan dirinya.
Orang berilmu ibarat gula yang mengundang banyak semut. Dia
menjadi cahaya bagi diri dan sekelilingnya, dan akan lebih banyak sahabatnya. Sedangkan
orang yang banyak hartanya bisa jadi akan lebih banyak musuhnya.
Ilmu bila
disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada
orang lain akan menjadi berkurang. Rahasia
membangun kepercayaan adalah tiada hari tanpa bertambah ilmu, tiada hari tanpa
bertambah wawasan, tiada hari tanpa mendapatkan koreksi.
Ilmu tidak
ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya. Orang yang tidak punya ilmu seperti memasuki
hutan belantara, tetapi tidak membawa peta.
Ilmu tidak bisa binasa hingga akhirat, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia. Barang siapa yang ingin dunia harus dengan ilmu, ingin akhirat harus dengan ilmu, ingin dunia dan akhirat harus dengan ilmu.
Ilmu memberi
dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan
jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati
pemiliknya.” Ilmu yang benar akan
membangkitkan sifat tawadhu. Seorang alim semakin bertambah ilmu semakin sadar
akan luasnya ilmu Allah.
Orang yang
berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si ‘Alim, dan sebutan
mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung
kepada sifat-sifat kikir dan bakhil.
Orang yang
berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat
membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur. Keuntungan itu tidak selalu berwujud materi, boleh jadi terhalangnya
dari materi adalah keuntungan bagi kita untuk mendapatkan ilmu dan hikmah yang
lebih berharga.
Sumber
Rujukan :